Sabtu, 09 April 2011

Ketika Membereskan Kamar

Hari ini aku sadar, kamar ku berantakan sekali, banyak barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Dengan sedikit dan perlahan-perlahan saya mulai mengepak, ternyata banyak barang-barang yang sudah tidak termanfaatkan lagi.

Beranjak dari situ saya pun membuka lemari pakaian, dan saya merapikan lemari pakaian, dimana banyak tersimpan pakaian-pakaian lama yang sudah tidak pernah saya pakai. Teringat ketika ingin membeli salah satu pakaian, saya begitu menginginkanya, dan tanpa pikir panjang saya membelinya, mengikuti keinginan hati.

Terkadang dalam keinginan untuk membeli sesuatu barang, kita cenderung mengikuti trend yang ada, walau terkadang kita tidak memerlukannya. Sebagai contoh, seorang sahabat yang telah memiliki sebuah hifi dengan model yang cukup menarik, tetapi ketika dia berjalan ke suatu pusat perbelanjaan, dia membeli sebuah hifi lain yang menarik perhatiaannya, dengan alasan : "yah yang kemarin kan sudah ketinggalan jaman, lagian kemarin saya melihat si anu beli hifi ini bagus, saya tidak mau kalah, lagian iklannya di tv hasil suaranya bagus banget, lagian kartu kredit saya tidak pernah dipakai"

Dan saya hanya tersenyum mendengar penjelasan sahabat saya tersebut. Dalam perkataannya ada beberapa hal yang saya simpulkan bisa menyebebabkan kita saat ini cenderung konsumtif :

  • Gaya hidup yang dimiliki membuat orang cenderung mengikuti ego untuk membeli sesuatu yang bukan merupakan kebutuhan, melainkan keinginan. Sebenarnya kita tidak terlalu membutuhkan semua barang yang kita miliki, cenderung windows shoping dan lapar mata. Berbahaya untuk kesehatan finansial kita.
  • Pengaruh iklan yang gencar. Saat ini kita juga dibanjiri iklan-iklan dari produk tertentu, dengan bahasa yang sangat menjual, dengan menampilkan kelebihan atau featur-featur baru, secara tidak langsung kita akan tergiur. Dalam hal ini saya menyarankan lihat kebutuhan kita, apakah kita membutuhkan featur tersebut, kalau tidak semua akan percuma dan sia-sia. Apakah kita mau jadi korban iklan?.
  • Kemudahan Pembayaran. Dengan adanya sistem pembayaran melalui kredit saat ini, membuat kemudahan kita untuk bertransaksi, walau kita tidak memiliki dana yang cukup. Tetapi saya hanya mengingatkan bahwa setiap penggunaan kartu kredit, kita harus membayar cukup mahal untuk biaya bunga, dan biaya kesempatan yang hilang.

* * * *

Dari tumpukan barang bekas yang saya miliki, ternyata begitu banyak barang yang terbeli tetapi tidak termanfaatkan, dan dalam hal ini adalah mubazir. Dalam agama kita dilarang untuk bersikap mubazir, atau tidak memanfaatkan barang yang ada.

Dan saya sedikit berfikir nakal, seandainya saya tidak mengikuti keinginan hati untuk membeli barang-barang tersebut, berapa banyak uang yang bisa saya simpan dan manfaatkan untuk kepentingan lainnya.

Sungguh tersadar betapa konsumtifnya kita, karena kita membeli sesuatu barang hanya karena keinginan, dan bukan karena kebutuhan. Membeli barang hanya agar mendapat status social yang muncul dari persepsi kita sendiri.

Dan terbayang, kalau seandainya semua barang bekas atau tidak terpakai yang dimiliki seluruh rakyat Indonesia dikumpulkan, berapa banyak ruang yang dibutuhkan untuk menyimpannya sebagai sampah yang tidak terpakai. Atau kalau uang yang digunakan untuk membeli barang tersebut bisa ditabung, maka akan cukup besar tabungan yang dimiliki oleh rakyat ditengah kemiskinan yang semakin meningkat ini.

Jika barang bekas yang ada, disumbangkan untuk orang yang membutuhkan maka akan sangatlah bermanfaat. Contoh, jika tv usang yang kita miliki, bisa kita sumbangkan ke panti asuhan atau ke tempat pemulung, maka akan sangat bermanfaat bagi mereka. Atau buku bekas dan pakaian bekas kita sumbangkan maka akan lebih bermanfa'at ketimbang hanya memenuhi lemari pakain kita. Mari kita lebih selektif dalam membeli barang.

"Berfikir selektif dalam membeli suatu barang sangatlah bermanfaat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar